Sebagai seorang murrobi aku
dituntut banyak hal seperti: harus senantiasa mengupgrade ruhiyah setiap saat,
upgrade kapasitas setiap saat, ugdrade ilmu saat, meningkatkan kualitas membaca
Quran . Semua itu kudapatkan salah satunya dengan halaqah. Lalu jika halaqah
yang sekarang tidak berefek banyak pada diriku sekarang, aku mendapat asupan,
kemampuan dan ilmu yang meningkat dari mana? Ya Allah bantu aku, sedangkan cara
lain dengan tatskif saja aku malas berangkat. Iya, malas karena aku tidak
konsen jika peserta terlalu banyak, aku jadi tidak konsen mendengar materi dari
Pak Ustadz. Ah… Aku jadi banyak alasan. Ya Allah tolonglah aku untuk berlapang
dada, berlapang dada, dan mendapat jalan keluar dariMu. Ya Allah ini lingkaranku
yang dulu senantiasa aku rindukan. Kini berubah menjadi sesuatu yang bagiku menjemukan,
dan tidak kuharapkan! Aku salah ya Allah, seharusnya akulah yang bisa mengubah menjadi
tidak menjemukan dan bisa mengubah kembali agar kehadirannya
kuharapkan kembali. Dulu, lingkaran adalah sesuatu hal yang aku tunggu – tunggu,
bahkan lebih penting dari kuliah, aku
rindu murrobi pertamaku, aku rindu lingkaranku dulu yang memberi
motivasi disetiap titik lemahku, aku rindu sentuhan sentuhan cinta dari
murrobiku. Sekali lagi, Tolong aku ya Allah.
Kadang aku takut berada dalam
ranah dakwah ini. Karena aku yakin, semakin lama aku terjun didalamnya semakin
banyak dan berat ujian ataupun cobaan dari Mu. Apa jadinya aku jika tidak
memperkuat diri? Meningkatkan kemampuan! Pastilah aku mudah roboh dan tidak
siap menyambut amanah yang Engkau pikulkan padaku. Tidak siap dengan segala
kebutuhan umat yang perlu segera terfasilitasi, dengan masalah – masalah umat
yang harus segera terpegang. Dengan keluhan keluhan umat yang harus banyak
didengar. Ya Rabbi apa jadinya dengan hidupku jika tak kusegerakan diriku
menjernihkan fikiran dan mensucikan jiwa. Untuk mnjd pelayan yang baik ditengah
– tengah mereka, menyelesaikan yang kurang, yang sebenarnya sangat bisa diselesaikan
serta disempurnakan. Ah apa aku ini, masih terlambat, selalu saja terlambat menyelesaikan mengisi ruhiyah sampai
penuh divwaktu yang tepat. Molor, boros waktu, masih mengunakan jam jam untuk santai
dan melaksanakan suatu hal yang kurang dan tidak prioritas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar