Senin, 30 Desember 2013

                                                                       Semarang, 30 Des 2013; 10:59 PM  

Untuk yang seringkali, bahkan hampir selalu menjadi inspirasiku.

Hai, Inspirasiku? Kamu tau tidak, ini adalah pertama kalinya menulis tentang kamu disini. Hari ini aku baru tersadar, ternyata kamulah orang yang aku pilih. Meski banyak orang yang menarik, tapi hanya kamu yang menarik hatiku.... "(^-^)''. Daan malam ini juga adalah kali pertama menyapamu lewat tulisan ini. Aku sadar kamu belum tentu membalasnya, meskipun begitu menyapamu adalah hal yang membahagiakan. 

Rabu, 27 November 2013

Lingkaranku sekarang?

Sebagai seorang murrobi aku dituntut banyak hal seperti: harus senantiasa mengupgrade ruhiyah setiap saat, upgrade kapasitas setiap saat, ugdrade ilmu saat, meningkatkan kualitas membaca Quran . Semua itu kudapatkan salah satunya dengan halaqah. Lalu jika halaqah yang sekarang tidak berefek banyak pada diriku sekarang, aku mendapat asupan, kemampuan dan ilmu yang meningkat dari mana? Ya Allah bantu aku, sedangkan cara lain dengan tatskif saja aku malas berangkat. Iya, malas karena aku tidak konsen jika peserta terlalu banyak, aku jadi tidak konsen mendengar materi dari Pak Ustadz. Ah… Aku jadi banyak alasan. Ya Allah tolonglah aku untuk berlapang dada, berlapang dada, dan mendapat jalan keluar dariMu. Ya Allah ini lingkaranku yang dulu senantiasa aku rindukan. Kini berubah menjadi sesuatu yang bagiku menjemukan, dan tidak kuharapkan! Aku salah ya Allah, seharusnya akulah yang bisa mengubah menjadi tidak  menjemukan  dan bisa mengubah kembali agar kehadirannya kuharapkan kembali. Dulu, lingkaran adalah sesuatu hal yang aku tunggu – tunggu, bahkan lebih penting dari kuliah, aku  rindu murrobi pertamaku, aku rindu lingkaranku dulu yang memberi motivasi disetiap titik lemahku, aku rindu sentuhan sentuhan cinta dari murrobiku. Sekali lagi, Tolong aku ya Allah.

Kadang aku takut berada dalam ranah dakwah ini. Karena aku yakin, semakin lama aku terjun didalamnya semakin banyak dan berat ujian ataupun cobaan dari Mu. Apa jadinya aku jika tidak memperkuat diri? Meningkatkan kemampuan! Pastilah aku mudah roboh dan tidak siap menyambut amanah yang Engkau pikulkan padaku. Tidak siap dengan segala kebutuhan umat yang perlu segera terfasilitasi, dengan masalah – masalah umat yang harus segera terpegang. Dengan  keluhan keluhan umat yang harus banyak didengar. Ya Rabbi apa jadinya dengan hidupku jika tak kusegerakan diriku menjernihkan fikiran dan mensucikan jiwa. Untuk mnjd pelayan yang baik ditengah – tengah mereka, menyelesaikan yang kurang, yang sebenarnya sangat bisa diselesaikan serta disempurnakan. Ah apa aku ini, masih terlambat, selalu saja  terlambat menyelesaikan mengisi ruhiyah sampai penuh divwaktu yang tepat. Molor, boros waktu, masih mengunakan jam jam untuk santai dan melaksanakan suatu hal yang kurang dan tidak prioritas.

Minggu, 20 Oktober 2013

Dunia ini KEJAM! katamu…

 “Aku durung bahagia, Lis! Jadi mas budi nikah kalau mas sudah merasa bahagia… Masa mau bahagiakan orang lain, diri sendiri belum bahagia.!“
Ow gitu ya mas, jadi kalau mau nikah itu kita harus bahagia. Pikirku. Sedih aku mas  dengernya, selama ini aku sudah menemukan cara bagaimana membuat hatiku bahagia dan membahagiakan orang lain, mas. Dengan menulis misalnya, atau dengan eksperimen membuat roti, jalan – jalan. Itu sudah membuatku bahagia mas. Dan yang paling membuatku bahagia sekaligus tenang luar biasa itu adalah mudah untuk bangun ditengah malam bercengkerama dengan Alloh SWT, mudah untuk membaca, merenungi, mengamalkan Qalamnya, mudah untuk memberi kasih sayang dengan tulus kepada orang lain, mudah untuk tersenyum, merasa cukup dalam kebutuhan sehari – hari, mudah untuk mendoakan orang tua dan orang lain, mudah untuk melayani orang lain. mudah gak tidur habis subuh… hehehe, satu lagi senantiasa bersama orang – orang baik dan solih..
Itu caraku untuk bahagia mas. Mungkin selama ini kamu belum dapat hidayah tentang bagaimana caranya agar dirimu bahagia. Doaku tidak akan pernah habis untukmu mas, agar kamu nemu CARA agar bisa bahagia, agar senantiasa menjadi dekat dengan jalan kebaikan, jalan selamat, agar dekat dengan Alloh, agar ditemukan dengan jodoh, agar digolongkan menjadi hambanya yang muttaqin. Tentunya agar segala hajatmu dikabulkan Alloh SWT.. Amin. Trimakasih lho, aku sudah diarahkan dalam menuntut ilmu dan agar senantiasa siap  hidup di dalam kerasnya dunia ini.. karena Dunia ini KEJAM! katamu…

Wonogiri, 20 Oktober 2013. 4.52 PM

Sabtu, 12 Oktober 2013

Hukum Indonesia payah ya, mbak?

Hari ini aku diserang beberapa pertanyaan yang bagiku sulit. Beberapa pertanyaan yang membuatku mikir, lumayan menghabiskan beberapa detik waktu.
Ah… Dek Habil, sepertinya kamu bertanya pada orang yang kurang tepat..  kamu yang polos apa akunya yang masih minim ilmu jawab pertanyaan ginian ya?? Tapi tak jawab semampu aku kok dek, malah tak konsultasikan dulu sama orang ahlinya.. sama some reference in book.
Ini kronologi percakapannya:
Habil : Mbak apakah kita harus taat sama pemimpin?Mbak bukannya kita diajarkan Rasulullah untuk mengajarkan taat kepada pemimpin supaya masuk surga bersama – sama?Jadi menurut antum pemimpin seperti apa yang mempertanggungjawabkan kita di akhirat nanti untuk menuju Allah SWT?
Me  : Kalau pemimpinya kafir ya jangan diikuti dek, kal menurutku pemimpin ideal itu ya adil, beriman, serta amanah seperti Rasul.
Habil :Menurut antum kpn Indonesia menggunakan landasan UUD 45 dan Pancasila?
Me  :Ya. Karena itu merupakan dasar Negara yang nilai – nila luhur tercantum disitu dek.
Habil : Kenapa dasarnya harus dari UUD 45 dan Pancasila mbak, kenapa tidak Al- Quran dan As Sunnah yang berasal dari Alloh?
Me : Emm…, jadi begini dek. UUD 45 dan Pancasila itu isinya juga mengambil dari Al- Quran  dan As Sunnah. Idenya saja dari santri dan ulama terdahulu. Mbak taunya itu dari buku API SEJARAH. Indonesia masih belum bosa menerapkan hukum islam secara utuh dek, beda dengan Arab Saudi, Mesir. Dsb.
Habil : Hukum Indonesia payah ya mbak?berarti Jahiliyah ya?
Sebenarnya masih banyak pertanyaan ajaib dan the best dari diaaa….. terus langsung deh tak akhiri dengan balasan kayak gini:

Me : (Pening!!.... sebenarnya) Dek habil baca buku kenapa harus TARBIYAH dan API SEJARAH, InsyaAlloh disitu bisa menjawab penasaran antum. Atau Tanya sama orang yang tepat ya. Atau konsultasi sama murrobimu. hehe

Jumat, 27 September 2013

@Ruangrindu

Alhamdulillah banget, BAB 1 skripsi  sudah di ACC sama pembimbing 1 dan pembimbing 2. sekarang nih udah mulai mau bimbingan BAB 2. Seharusnya dua pekan yang lalu aku udah mulai bimbingan bab 2, tapi emang karena banyak hal yang musti diselesaikan jadinya baru sempet kemarin hari Kamis ngadep dosen pembimbing 1. Dua minggu gak bimbingan itu rasanya kikuk banget. Sumpil...! Maklum Ibu dosenku yang pertama, orangnya perfeck, pinter masalah penelitian, dan banyak disegani mahasiswa boga. Apalagi aku belum nemu feel deket sama beliau. Pikirku sih, kal udah deket, terbuka, nantinya komunikasi pasti lebih lancar. Bersyukurnya dapat dosen pembimbing 1 seperti bu Ria itu, aku jadi banyak belajar, then pastinya aku ngerasa puas. karena setiap tahap dipastikan  skripsinya berkualitas.

 Hari Rabunya aku emang udah janjian sama bu Ria, Kamis pagi pukul 09.00 Ibunya sudah selesai ngajar.
dan pas waktu jam segitu, aku masih aja dikos, ga buru - buru berangkat. ehmm... masih ngumpulin energi.
tapi energi ku kok lama banget gak terkumpul. Akhirnya aku nekat berangkat dengan semangat 30 %.... --"
Ya Alloh, mahasiswa macam apa aku ini. Dengan semangat baru 30 %, kakiku tak paksa lari, menerobos jalan tikus menuju Kampus. Kelas udah kosong pas aku nyampe sana, bu dosen juga gak ada. Istighfar tiga kali lilissssssssss, eman - eman gitu  kalo pekan ini gak bimbingan. Aku tanya semua mahasiswa boga yang ada disitu. dan mereka - mereka pada bilang kalau, ibunya barusan udah pergi.......... wadaw kacau balau......!

Eh ga nyangkanya, pas aku nengok ke kiri. Ada sosok beliau yang sedang jalan kaki pelan. Langsung deh buru - buru tak kejar.

Olala, Ibunya bilang.
"Lilis kemana saja? saya sudah menunggu mu sejak tadi didepan fakultas"

Gleg. Aduh merasa bersalah banget aku. Terlambat 20 menit. Kok jadi dosen yang nunggu, bukan aku. Ya, kata maaf yang bisa  terucap dari mulutku. End dalam hati aku berjanji gak akan ngulang lagi. Dengan senang hati Ibunya itu mau bimbing, dan SAMA SEKALI gak marah. bersyukur banget aku, ibunya bisa kalem gini.
Ya Alloh emang kalo udah doa itu gak bakalan rugiiii....

Bimbingan hari kamis kemarin, very - very LANCAR, revisi BAB 2  gak banyak.  Love you bapak, Ibuk yang udah ndukung buat lilis kuliah. Love Alloh atas hariMu

Selasa, 24 September 2013

@RuangHati
Bulan baru.. Keluarga Baru…  Semangat Baru..
Alhamdulillah memasuki bulan baru bersama dengan keluarga baru. Tempat menetap ku masih di kos Ihwah Rosul 56, yang lumayan adhem, nyaman, dan bersih tentunya. Di sini aku ber sepuluh sama adek – adek ku, dan gak usah ditanya juga aku memang yang paling tua pemirsa….,  Dari sekian orang tersebut berasal dari jurusan yang beda - beda, tempat asal yang beda - beda, sifat yang beda - beda, karakter yang beda - beda, kebiasaan yang beda - beda, hobi beda – beda. Kebanyakan dari jurusan rempong alias jurusan PKK, PKK Tata Busana, Tata Boga, Tata Kecantikan. Oya, ada satu lagi jurusan yang super anti kuman alias IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat). Bedanya dulu penghuni IR 56 banyak yang dari pantura. Tapi kalo sekarang banyak yang berasal dari penjuru Timur, seperti Sragentina, Pacitan, Wonogiri (aku).
Nie adek – adekyu yang penghuni lama: Daryanti (Tata Busana), Kurniati Nurul Azizah (Tata Busana), Anita Sahara (Tata Kecantikan), Liz Erdhawati (Tata Busana). Ini yang baru dan unyu – unyu, Dwi Fitria Matahari (Tata Busana), Ayuk Mustika (Tata Boga), Dwi Rohmah Lestari (IKM), Agus Setyoningsih (Tata Busana).
Daryanti , adekku yang dari Tegal ini paling hobi dengerin lagu India. Sepanjang jahit baju buat tugas kampus, lagu lagunya Syahru khan yang nemenin. Pokoknya dimana ada yanti mesti ada lagu – lagu India. Tapi jangan salah, dia kalo ngaji itu tartil banget. Sampai saat ini, aku kalah dengan dia. Lanjut, ke dek Nia. Nama panjangnya emang Kurniati Nurul Azizah, tapi aku lebih suka manggil dek Nia sholihah, biar sekalian doain juga. Dek Nia itu gak pernah yang namanya pelit senyum, beda sama aku yang masih belajar buat rajin senyum. Selain gak pelit senyum dek nia itu ramah banget sama siapapun.
Lanjut ke adekku yang namanya Anita Sahara yang jurusan Tata Kecantikan. Bahagianya punya adek dari jurusan Tata Kecantikan itu, aku jadi gratis buat nyalon. Pernah dulu aku nyalon ke dia, krn emang di luar susah nyari salon buat akhwat (perempuan). Tapi sebelum aku request buat nyalon ke dia, mesti dia komentar duluan, “mbak nyalon nang aku gratis tapi mengko bar nyalon jajakke, bakso mini, sari roti, karo mie ayam” !!!!!  Podo wae ora gratis, tapi tambah bangkrut rek.. rek.. --"
Liz Erdhawati, orangnya selain pinter gambar, pinter jahit, juga pinter bkin puisi alias puitis tus. Semangat Tholabul ilminya tinggi banget apalagi jiwa organisasinya TOP BEGETE DEH . Padahal kondisinya gampang sakit, maklum dulu pernah operasi usus buntu, punya riwayat asma juga. Dulu pernah kumat asma, dari ceritanya sih katanya sampai susah nafas, dan badan dingin semua. Itu posisiku lagi  gak ada dikos. Semua anak kos nyari mobil riwa riwi buat nganter ke rumah sakit. Habis itu aku yang jatah nunggu full di rumah sakit, gentian sama mba erla. Pas di rumah sakit itu, SubhanAlloh sekali, aku kudu jadi orang yang strong, soalnya harus bener -  bener ketat jaga dia. Soalnya bahaya kalo dia makan gak terjaga, darahnya bakalan turun dan dia cepet drop. Pernah dulu mas mau tak anter ke kamar mandi RS, dia nya pingsan. Istigfar trus jadinya. Habis itu aku teriak teriak minta tolong perawat. Dianya digotong sama dua perawat ke tempat tidurnya lagi. Aku yang dimarahin suster, katanya jangan dibolehin ke kamar mandi. Trus kal mau buang air gimana??
Oke pemirsa lanjut ke beberapa adekku yang baru yang super duper ajaib. Dwi Fitria Matahari (Tata Busana)
emm kyaknya udah mulai start bimbingan nih, stop nulis dulu :-)

[Jeda] Kisah dalam Secangkir Kopi

MESKI kopi tubruk mungkin mulai tergeser, sebenarnya bukan berarti cara penyajian kopi di Tanah Air kehilangan keunikannya. Di berbagai tempat, kedai-kedai kopi tumbuh. Mereka tidak sekadar menjiplak gaya minum kopi dari Barat, tetapi juga membuat kreativitas dan kisahnya sendiri.

Salah satunya ialah tempat minum kopi di lantai dua Gedung Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Sanata Dharma, Sleman, DIY. Di ruang seluas sekitar 80 meter persegi itu terdapat sebuah meja panjang dengan deretan stoples kopi dan delapan kursi di hadapannya.

Meski ruangan masih cukup untuk belasan bahkan puluhan kursi lainnya, Firmansyah, pemilik tempat ngopi itu, tidak akan menambah 'pasiennya'. Disebut 'pasien' karena begitu memasuki ruangan itu pengunjung memang layaknya menghadap dokter.

Sebelum membuatkan kopi, Firmansyah akan bertanya kepada pembeli tentang kopi yang sehari-hari mereka minum, termasuk rasa kopi yang disukai hingga penyakit yang biasa dirasakan saat minum kopi. “(Minuman) kopi itu personal. Saya harus merekam selera pembeli yang datang karena setiap orang beda-beda. Karakter lambungnya orang beda-beda,” terang pria yang akrab disebut Pepeng itu. Pria 33 tahun itu pun menamakan kedai kopinya sebagai Klinik Kopi.

Setelah mendapatkan gambaran selera dan kondisi tubuh pembeli, Pepeng akan meracik menggunakan berbagai jenis kopi Nusantara, seperti gayo, temanggung, kintamani, hingga wamena. Bubuk kopi dimasak dengan alat modern yang sekaligus memisahkan ampas kopi.

Pepeng menyajikan seluruh kopinya tanpa gula. “Kopi dan gula memperberat kerja ginjal. Bayangkan, dalam segelas kopi, ada kopi dan gula, kemudian diminum ginjal akan bekerja sekitar tiga kali lipat hanya untuk mencerna kopi dan gula,” terangnya memberikan alasan.

Layaknya dokter, Pepeng juga dikenal jitu membuat 'resep' kopi bagi pasiennya. Hal itu dialami pula oleh Dani, yang pada awalnya datang hanya untuk melihat. Ayah satu anak itu menghindari kopi karena selalu merasa mulas jika meminum kopi merek apa pun.

Namun, malam itu Pepeng berhasil membujuknya dan membuatkan kopi yang tetap nyaman di perutnya. "Saya sendiri heran kok enggak mulas," ujar Dani.

Tidak hanya jumlah pengunjung yang dibatasi, para 'pasien' itu pun tidak diperkenankan merokok. Cara menikmati kopi ala Pepeng memang layaknya sebuah ritual khusyuk.

Demi menyesap kenikmatan kopi dengan sempurna, pengunjung harus berkonsentrasi pada hidangan di gelas itu. Merokok, membaca, atau aktivitas kongko lainnya seperti yang ada di banyak kedai kopi, bagi Pepeng, justru mengganggu menikmati kopi.

Pepeng baru akan riang hati melayani obrolan tentang kopi. Namun, itu pun hanya berlangsung sekitar 15 menit. Setelah itu, baik kopi telah tandas ataupun tidak ia akan menarik gelas.

Menurutnya, lewat dari 15 menit kopi sudah tidak nikmat. Namun, tampaknya aturan itu juga keharusan mengingat antrean di luar ruangan. Meski baru berdiri Juli, Pepeng dan kisah kopinya sudah cukup dikenal di pecinta kopi Yogyakarta.

Seperti di Yogya, di Kota Banda Aceh juga terdapat kedai kopi dengan penyajian unik. Kedai kopi Solong Coffee yang telah berdiri sejak 1974 terkenal dengan kopi yang disebut Ulee Kareng.

Cara penyajian kopi itu dimulai dengan penyangraian kopi selama 3 jam di atas bara api dari kayu bakar pilihan. Sebelumnya, biji-biji kopi pilihan disimpan terlebih dulu selama empat bulan.

Penyeduhan kopi pun dilakukan dengan cara unik, yakni kopi mendidih dimasukkan ke kain putih yang berfungsi sebagai saringan. Kemudian, sang barista mengangkat tinggi-tinggi sehingga cairan kopi yang menetes dari ujung kain akan tertampung ke dalam gelas hingga mengeluarkan buih berwarna karamel keemasan. Secara tak langsung, teknik itu menghilangkan ampas kopi.

"Teknik ini sudah dipakai sejak dulu. Pernah pakai cara lain, tapi hasilnya berbeda," kata Nurdin, seorang pegawai Solong Coffee, beberapa waktu lalu.

Ketepatan waktu pengangkatan kain dan penuangan kopi ialah hal mutlak sehingga aroma dan rasa tiap kopi tetap terjaga dan sama.

Kopi Ulee Kareng digemari warga biasa hingga pejabat. Saat bencana tsunami melanda Aceh pada 2004, kedai kopi itu pun menjadi tempat berkumpul wartawan dari berbagai penjuru dunia. (AT/Pol/M-4)

Sumber: Media Indonesia, Minggu, 22 September 2013

Sabtu, 10 Agustus 2013

PUPUS HARAPANKU KE JOGOKARIYAN


Ramadhan tiba, ramadhan tiba….. Oh bukan!! bulan ramadhan, bulan cinta sudah pergi L. Bagiku ramadhan adalah suatu momen untuk mengapgrade, update  ruhiyahku besar – besaran, memperbaiki akhlaqku biar top end the best dari sebelum – sebelumnya, end satu lagi biar tambah deket dan cinta sama Alloh. Bulan ini aku ngusahain  untuk mengkhatamkan Quran. Minimal 1x. Yakin banget kalo  buah amalan ibadahku bulan ini akan berimbas, berpengaruh di kehidupanku di dunia 11 bulan kemudian.
 Lagi lagi amanah menunjuk tuannya. Ada amanah yang membuatku stay di semarang hingga H-2 ramadhan L. Pupus… sudah. Pupusss…ulu,  Pupus  harapanku untuk ke Jogokariyan. Yang sudah ku rencanakan kira – kira 11 bulan yang lalu. Maklum saja, seorang Da’Iyah keren emang musti kayak gini. Ada panggilan dakwah atau panggilan umat musti siap secara lahir maupun batin. Kuncinya biar siap adalah kita beresin internal dulu, beresin ruhiyah dulu. Baru nanti siap untuk melayani umat (nasihat dari mbak Ismun) Tapi aku belum bisa. Huhuhu…. Nah, tepatnya di Masjid Ulul Albab, ngadain yang namanya I’tikaf . Itu lho berdiam diri di Masjid seperti yang dicontohkan Muhammad SAW.  Rasul kia, Teladhan kita. Kebetulan atau gak kebetulan. Memang gak ada yang kebetulan, aku yang emang aktif jadi anak rohis tingkat Universitas diamanahin untuk jadi SC di I’tikaf itu. SC adalah menjadi pihak yang ditanya – Tanya.
 Ya Tuhanku, Penciptakuuu. Boro – boro pengalaman ngurusi yang namanya kayak gini. Sama  sekali gak pernah punya pengaman. Awal – awal jujur takut kalo ngurusi masalah umat yang kayak gini. Tanggung jawab dunia akhirat bro…,. Tapi aku yakin aja, soalnya disini gak bakal kerja sendiri. Satu hal  yang bikin susye (susah) itu pas  mengontrol kerja temen – temen yang lain. Secara semua acara ini berada ditanggung jawabku. Oya kalo ada kerja dakwah secara amal jama’i atau kerja bareng. Aku berusaha buat ngompakin temen – temen dulu. Baru fokus dilain pekerjaan. Alhamdulillah, syukurnya semua temen- temen yang akhwat (perempuan) itu josh bisa kompak. Ketika udah kompak, nemu soul nya. Kerja selanjutnya itu bisa enteng. Jadi inget sama panitia yang unyu unyu, ajaib, ngangeni there is:  Meliana Kumala, dek Retno, dek Sholi, ukhti alfi, mbak tuts.
Tapi emang semua itu gak bisa dipaksain. Aku berusaha biar yang ikhwan (laki – laki) juga kompak. Biar mereka juga mudah koordinasi antar satu dengan yang lain. Aku minta tolong sama Bukhori ALH (Alay Lebay Horay) hehehe. Supaya sebagai pihak yang merangkul ikhwan. Penting ya, penting?emang penting beud? Kalo bagiku penting. Soalnya biar ada yang menggerakkan dan mengingatkan dimasalah teknisnya. Kenyataanya aku diphpin sama dia, huhuhuhu (nangis). Setiap aku mau menghubungi, hpnya istirahat alias mati. Tau sendiri aku itu itu orangnya gampang kecewa kalau putus komunikasi disaat urgent melayani umat atau dalam hal – hal acara kayak gini. Aku jadi mikir jangan panik dulu InsyaAlloh ditolong Alloh. Iya kan doamu terkabul. Mr Azam selaku koordinator akhirnya bergerak gesit. Yang emang sebelumnya udah jujur kalo diawal – awal setengah hati ngurusi acara ini. Terus bisa sadar, full total ngurusi setelah ngerasa dihukum Alloh untuk masalah pribadinya (kata dia sendiri). Tau dia bisa fokus diawal, mungkin aku gak terlalu berpusing ria kayak gini.
Yang bikin aku nyesel banget itu aku kurang khusuk ibadah malem (shalat Tahajud), terus kalo mau tidur jarang banget buat wudhlu.  Ya Alloh Istigfar tiga kali lilis. Then, banyak hal hal kecil yang membuatku turun tangan khususon dalam melayani peserta I’tikaf yang akhwat. So jujur aja aku gak konsen sama sekali I’tikaf. Tapi alhamdulillahnya shalat trawehnya gak bolong, tapi puasanya bolong 6 hari. InsyaAlloh nanti aku bakal serius y Alloh buat puasa syawal, nyahur puasa wajib. Semoga diberi kemudahan Alloh untuk khusuk. Ibadahnya lebih bermakna n INDAH daripada ramadhan. Amin
Oya maaf lahir batin juga ya buat yang ikhwan yang sudah merelakan jiwa dan fikirannya di I’tikaf kayak fi’i, azam, bukhori, aziz, ifan, lubbergi, nanang, dias,  rizal, idham, gufron. Akhwat yang lain kayak esti, riska, evi, ranita, dian. Semoga Alloh senantiasa menggolongkan kita di golongan orang yang bertaqwa. Amin amiiin

Simpulannya aku kurang sukses dalam melayani peserta I’tikaf, n dalam ibadah  ramadhan kali ini. Ya Alloh Ampuni – Ampuni hamba. Aku yakin engkau masih menunggu taubatku………keseriusanku…………

Rabu, 13 Februari 2013

#14Feb2013 #GerakanMenutupAurot #HijabDay


Wear "Jilbab"

tepatnya tanggal 7 April, 2 thn yg lalu  q mulai mantap untuk mengenakan hijab. beberapa teman maupun keluarga  melontarkan komentar n pertanyaan...
Wah lbh cantik pakai krudung?.
Ehm kok jadi berubah, sdh  punya suami ya???
kena sindrom apa? kok sekarang rambutnya ditutup?
Alhamdulillah lilis skr pakai jilbab
Ustadzah dari mana ini??

merespon mereka, cukup dengan senyum dan berucap "trimakasih kawand atas doa dan motivasinya hingga saya berani memulai memakai hijab.

menyadari bahwa Q mencintai ISLAM, namun untuk memulai berkerudung perlu berfikir, berfikir, berfikir. dan berdzikir kpd Allah untuk memantabkan hati untuk menutup aurot.
hingga mendapatkan  Inspirasi dari Ayat Cinta dr Allah:
وَقُلْلِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَفُرُوجَهُنَّوَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَبِخُمُرِهِنَّعَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلالِبُعُولَتِهِنَّ أَوْآبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْأَبْنَائِهِنَّ أَوْأَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِيإِخْوَانِهِنَّأَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَامَلَكَتْأَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَالرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِالَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِالنِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَبِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَمِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَىاللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَاالْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
" Katakanlah kepada wanitayang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya,kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain krudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suamimereka, atau ayah mereka, atauayah suami mereka, atau putera-putera mereka,atau putera-putera suami mereka,atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,atau budak- budak yang mereka miliki, ataupelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengertitentang aurat wanita. dan janganlah merekamemukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supayakamu beruntung." (QS An Nuur:31)

Alhamdulillah saat itu semakin berani untuk SEGERA memulai pakai krudung, semakin hati tentram, dan banyak mendapatkan Jalan KEBAIKAN dr Allah semata.
mari jangan ragu2 untuk segera memaki jilbab..krn kehidupan seorang mukmin adalah program perbaikan.



#14Feb2013
#GerakanMenutupAurot
#HijabDay 


.




Sabtu, 09 Februari 2013


Menulis adalah sebuah proses kreatif yang sangat panjang. Tidak bisa instan untuk menjadi seorang penulis, maka jadilah penulis yang baik terlebih dahulu.
Urgensi baca tulis yakni kita dapat membaca teks dan konteks. Hal ini diartikan membaca secara tersirat dan membaca tersurat. Dengan membaca, kita akan menambah kosakata yang banyak. 
Saat membaca, ada proses yang terjadi disana, yakni kita dapat membaca teks dan mengimajinasikan bagaimana isi cerita tersebut.
Dalam menulis, ada dua hal yang terjadi disana, yakni kita menulis dengan idealisme atau menulis sesuai dengan keinginan pasar. 
Menulis dengan mengawali kalimat pertama yang menarik. Menulis dari nol bukan berarti kita tidak membaca, namun kita menulis dengan menyeimbangkan waktu membaca yang banyak. Selain itu berkomunitas, serta 3M (terus menulis, menulis dan menulis).
Penulis perempuan (sastrawan) pertama kali di Indonesia adalah Selasih (1937). Karya pertamanya adalah “Kalau Tak Untung”. Karya keduanya yakni “Pengaruh Keadaan”. Kita perlu fokus dalam menulis. Ingin dikenal sebagai penulis apa?

Talkshow: Nurul Maria Sisilia, Sri Al Hidayati, dimoderatori oleh Silvia F. Jasmine
Kamisan spesial FLP Bandung pada event Muslimah Festival, tanggal 31 Januari 2013.

Selasa, 29 Januari 2013

Baru belajar buat puisi dari nol.. tapi disuruh bikin puisi untuk Unnes Fire
saya serahkan ke ahlinya.. Imam Bukhori A.L.H (yang very2 Alay.. Lebay.. dan Horay :P)
mudah - mudahkan dikoreksi, ditambahi. atau diganti dengan puisinya
biar setiap kata layak untuk dibaca dan diperdengarkan..
sepertinya  aransement musiknya dari Ebid G ade bagus

Ku tunggu kau kawan

Melewati dinginnya subuh
Kuterabas pintu – pintu rumah
Menelusup lorong – lorong kampung
Mengetarkan telinga – telinga yang terkubur masam mimpi dan racun gelisah
Bangunlah kawan, temui aku…

Kutunggu kau kawan

Melewati dingin malam
Menyingkap tirai kelam
Mengusik relung yang lelah menerawang
Bangunlah kawan , temui aku…

Dilembah manapun kau berpijak
Dilangit manapun kau berteduh
Ku kan mendengarmu lebih banyak
Ku kan mendukungmu lebih kuat


@roomtea, 7 September 2013


 Abadi

Namun cahaya yg mencerahkan itu datang,
Diturunkan  kepada hambaNya yg dikehendakinya.
dikaruniakan kepada hambaNya yg dicintainya

dari kekafiran menuju Hidayah
yang mahal
yang suci
yang abadi, untuk hamba yg bisa menjaganya


Hujan

Berjatuhan, meenyentuh kuncup bunga
bunga yang baru kuncup
bunga yg mulai mekar
bunga yang malu - malu untuk bermekaran


Siapa yg memanggil hujan itu
atau ada yang meminta tuk membasahi bunga  - bunga 
hujan turun tuk membasahi bunga
yang mudah layu dan rapuh
agar tersenyum untuk dunia

@ruanghati, 7 April 2013


Jumat, 18 Januari 2013

PENCELA = CERMIN AJAIB

Orang yang mencela kita itu ibarat cermin ajaib. Ia yang memberitahu kelemahan kita. Ia yang menunjukkan kebodohan kita. Ia yang menyadarkan bahwa kita masih punya sisi buruk dan perlu berbenah. Sungguh sangat layak kita berucap terima kasih kepada yang telah mencela kita.

Terkadang kita juga tidak punya waktu merenungi diri sendiri. Orang yang mencela, menyediakan waktu untuk memperbaiki kita. I...a bersusah payah mencari kata agar ucapannya didengar dan diperhatikan oleh kita. Agar suara itu terdengar oleh kita terkadang ia meminta bantuan orang lain untuk sama-sama menghujat kita. Maka berterima kasihlah kepada orang yang telah rela menyediakan waktu untuk kita.

Bagaimana kalau ia mencela diri kita tanpa kita ketahui? Bersyukurlah karena itu akan mengurangi dosa kita. Bila dosa-dosa yang ada pada kita sudah habis karena ia cela dan ia tetap mencela maka kebaikan yang ia lakukan akan diberikan kepada kita. Ucapan terima kasih sangat layak diberikan kepada orang yang rela dan bersedia mengurangi dosa kita.

Berterima kasihlah kepada sang pencela namun jangan pernah kita menjadi pencela.trimakasih--ini inspirasi dr mb nadhira aini :-)

Selasa, 15 Januari 2013

KESETIAAN ABADI

merasakan jiwa ini sangat jarang  berkomunikasi denganNya, d mlm yang sunyi, mlm yang tenang, jauuh dari keduniawian yang fana, jauh dari keramaian dunia, jauh dari kesibukan dunia. saat - saat dimana bisa mengadukan seluruh rasa dan asa ini, berharap untuk lebih diperhatikan., didengarNya, diekapNya, dipeluk OlehNya dengan penuh kasih.....menundukkan jiwa dan hati, menghadapkan wajah pdNya. sungguh serasa nikmat dan bermakna berkomunikasi dengan Yg Maha Pengasih .lebih dekat dengan Yang Maha Dekat.Hanya dia yg SETIA.hambamu ini sering mengecewakanmu y Allah......q dn keluargaku tak bosan untuk senantiaasa mendamba ampunan, keselamatan, kecukupan, dan bimbinganmu, untuk memuliakan islam ini dengan bakti dan jihad semampunya

Minggu, 13 Januari 2013

(SINOPSIS) Jalan Cinta Para Pejuang by:Salim A. Fillah

Satu kata cinta Bilal:

“Ahad!”

Dua kata cinta Sang Nabi:

“Selimuti aku…!”

Tiga kata cinta Ummu Sulaim

“Islammu, itulah maharku!”

Empat kata cinta Abu Bakr

“Ya Rasulullah, saya percaya…!”

Lima kata cinta ‘Umar

“Ya Rasulullah, izinkan kupenggal lehernya!”

Selamat datang di jalan cinta para pejuang!

Jikalau ada sepuluh bintang untuk memberi makna dari segi markah akan hasil sesebuah penulisan, pasti buku ini adalah buku pilihan saya untuk mendapatkan 10 bintang itu. Di dalam buku Jalan Cinta Para Pejuang ini, Ustaz Salim A. Fillah telah menggarap maksud pejuang secara menyeluruh sekali. Dan satu bonus juga bagi para pembaca kerana garapan ini dibuat dengan bahasa yang sangat indah dan berseni, seindah kisah nama-nama manusia yang dicoretkan di dalam buku.

Bermula dengan perbahasan mengenai definisi cinta menurut pandangan dunia barat seperti Romeo, epic Laila dan Majnun, serta teori-teori Saintifik hasil kajian para ilmuan, beliau membawa kita perlahan-lahan merungkai dari mana datangnya cinta yang begitu agung iaitu Cinta kepada Pencipta yang bahkan lebih hebat dari kecanduan cinta sesama manusia.

Pada bahagian kedua iaitu dinamakan langkah kedua Ustaz Salim turut membincangkan tentang kekuatan yang ada pada pemberian makna yang membezakan cara kita melihat sesuatu situasi. Bahagian ini bagi saya, antara bahagian yang saya gemari kerana ianya mengingatkan saya bahawa kita semua punya keterbatasan yang sama iaitu, keterbatasan dalam takdir. Kita berusaha selayaknya tetapi takdir itu adalah limit kepada jalan cerita yang kita coretkan. Namun, kita kadang-kadang lupa, kita masih punya satu kebebasan, tidak kira di dalam situasi apapun, tak kira dibawah takdir apa sekalipun, iaitu kebebasan memberi makna kepada takdir yang berlaku itu sendiri. Jika berbaik sangka, manislah takdirnya, tetapi jika buruk sangka, terpaksalah menelah kepahitan itu.

Buku ini juga dihiasi dengan coretan sirah Rasulullah saw, kisah sahabat-sahabat Rasulullah dalam berjuang menegakkan islam. Masing-masing melakukan sesuatu untuk menegakkan agama dalam erti kata perjuangan walaupun kadangkala lorong perjuangan itu tidak sama. Kesemua kisah ini sangat meruntun hati, namun memberi sejenis perasaan bersulam kekuatan untuk tidak lelah dan kalah dalam berjuang meninggikan agama Allah. Tiupan nafas perjuangan ini juga sangat kuat terutamanya apabila hikmah-hikmah disebalik Kisah seperti ketabahan Nabi Ibrahim dan keluarganya, Ummu Sulaim dan lain-lain dicungkil secara kritis.

Salim tidak hanya menyelitkan kisah-kisah ini secara total, sebaliknya dikaitkan dengan misi perjuangan generasi pertama dan lain-lain generasi termasuk kita pada hari ini. Inilah yang menjadikan buku ini istimewa dan sangat sesuai untuk mereka yang sama ada sudah berjiwa pejuang atau mahu mencambahkan jiwa pejuang di dalam nurani masing-masing.

Akhir kata, buku ini bukan sekadar buku biasa yang membawa kita mengembara di satu daerah, kemudian kembali ke tapak asal tanpa apa-apa beza, sebaliknya menarik kita ke satu zaman, satu era, satu dunia yang asing di mata, cinta adalah segala-galanya, Cuma bezanya, ini cinta pada yang Esa.(less)